Rabu, Januari 30, 2008

Pemetaan Sumberdaya Alam

Perlukah Pemetaan Ulang Neraca Sumberdaya Alam Indonesia

Saat kerja bakti pemasangan lampu kompleks perumahan, saya melihat tetangga sebelah rumah melintas beberapa kali dengan sepedanya. Rupanya dia sudah beberapa kali bolak Cibinong-Cikaret (kurang lebih 7 km) hanya untuk antri mendapatkan jatah minyak tanah 2 liter. Sementara menurut dia kebutuhannya biasa sampai 5 liter perhari. Dia sedikit kesusahan karena program konversi minyak ke gas belum lagi dikampanyekan ke wilayah Cibinong (baru sekitar depok) dan dia tidak punya cukup dana untuk membeli tabung gas. Sedih juga saya mendengarnya. Rupanya kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) sampai kini masih terjadi di beberapa wilayah Indonesia. Bahkan terkesan makin parah. Padahal Presiden SBY dan Pertamina sudah menghimbau masyarakat untuk tidak panik dan menjamin akan segera teratasi, namun setiap akhir tahun antrian panjang pembeli BBM di beberapa daerah masih terlihat dan masih dibatasinya jatah BBM yang diterima setiap Stasiun Pegisian Bahan bakar Umum (SPBU). Hampir setiap tahun masalah kelangkaan BBM selalu terjadi dan bahkan Indonesia pernah terancam dikeluarkan dari organisasi negara-negara pengekspor minyak (OPEC) akibat import BBM yang melebihi produksinya.

Sejalan dengan kelangkaan BBM, produksi kayu Indonesia pun makin merosot. Kayu yang sempat menjadi andalan devisa Indonesia ke dua setelah minyak mulai menunjukkan kelangkaan sejak periode tahun 1990. Akibat over-eksploitasi dan illegal logging hutan tropis Indonesia sejak1980 telah menghasilkan degradasi dan deforestasi hutan sampai saat ini. Belum lagi kasus folio, flu burung, busung lapar di daerah Lombok terselesaikan, pemerintah dikagetkan dengan kasus kelangkaan bahan pokok dan minyak tanah dan beberapa daerah lainnya yang selama ini dikenal sebagai daerah yang mempunyai ketahanan pangan tinggi.

Pemerintah seringkali menganggap penanganan peristiwa bencana yang terjadi di tanah air sudah selesai manakala telah ditetapkan sebagai kejadian yang luar biasa (KLB). Sebalinya agak susah meyakinkan pemerintah untuk percaya bahwa langkanya BBM, kebutuhan pokok seperti beras, degradasi hutan, busung lapar yang terjadi belakangan ini, pasti ada kaitannya dengan kondisi sumberdaya alam (SDA) Indonesia yang disinyalir semakin kritis, bukan kepada minimnya persedian yang ada sehingga perlu ditingkatkan lagi eksplorasinya. Benarkah seperti itu, perlukah kita melakukan pemetaan ulang sumberdaya alam Indonesia.

Pentingnya sumber-daya alam (SDA) dapat diwakilkan dari pendapat seorang ahli geopolitik abad ke 19 Frederich Ratzel, yang menyatakan bahwa “negara dapat dianalogikan sebagai suatu organisme yang memerlukan ruang hidup dan semakin tinggi budaya suatu bangsa, semakin besar kebutuhan dukungan SDA yang diperlukan”. SDA seperti hutan, air, ikan, terumbu karang, gas, minyak dan lain-lain merupakan sumberdaya yang esensial bagi kelangsungan hidup seluruh manusia di mana pun mereka berada. Pengelolaan SDA yang baik tidak saja memberikan manfaat bagi kesejahteraan manusia, namun juga memberikan kontribusi yang cukup besar bagi kesejahteraan suatu bangsa. Sebaliknya berkurangnya SDA akibat degradasi berdampak besar bagi kelangsungan hidup manusia secara umum.

Bagi Indonesia SDA memiliki peran ganda, disatu sisi digunakan sebagai tulang punggung perekonomian nasional dan di sisi lain sebagai penopang sistem kehidupan sosial masyarakat. Hasil hutan, hasil laut, pertambangan dan pertanian misalnya selain menyerap sebesar 45% tenaga kerja dari total angkatan kerja yang ada juga memberikan kontribusi sekitar 24.8 % dari Produk Domistik Bruto (PDB) untuk tahun 2002.

Namun, akibat penyerapan tenaga kerja yang mengedepankan pola produksi agresif, eksploitatif dan ekspansif, tanpa memperhatikan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan (sustainable development) dan pembangunan lingkungan (environmental development) menyebabkab fungsi lingkungan hidup semakin menurun. Sehingga wajar beberapa permasalahan yang muncul belakangan ini ibarat bom waktu akibat kerusakan (degradasi) SDA nasional sejak periode 1980-an yang berdampak selisih antara pemakaian dan cadangan menghasilkan saldo negatip dalam satu periode tertentu. Oleh karena itu persoalan dasar dalam pengelolaan SDA nasional adalah “bagaimana mengelola SDA agar memberi manfaat bagi kesejahteraan masyarakat tanpa menghasilkan saldo negatip atau mengorbankan kelestarian SDA itu sendiri”.

Pentingnya pemetaan neraca sumberdaya alam spasial

Pemetaan sumberdaya Alam spasial Indonesia yang paling lengkap pernah dibuat sekitar tahun 1980an dalam upaya mendukung program transmigrasi. Program ini dikelana sebagai proyek RePPROT (Regional Planning Program for Transmigration). Peta yang dihasilkan adalah sekitar 370 an lembar pada skala eksplorasi 1:250.000. Hingga kini peta tersebut masih dijadikan acuan dalam berbagai kegiatan terkait inventarisasi, evaluasi dan pemanfaatan SDA di wilayah manapun di Indonesia meskipun telah berusia lebih dari 30 tahun. Padahal Pengelolaan suatu objek seperti SDA akan berjalan optimal manakala di tunjang oleh informasi data terbaru dan akurat serta oleh adanya infrastruktur keruangan (spasial) Neraca Sumber Daya Alam (NSDA spasial).

Infrastruktur data spasial ini akan membantu analisis perencanaan, pengambilan keputusan dan pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi sumberdaya alam berdasar keruangan. Neraca SDA diartikan sebagai alat timbangan yang digunakan untuk mengetahui besarnya cadangan awal SDA (hutan, lahan, air dan mineral) yang dinyatakan sebagai Aktiva, dan besarnya pemanfaatan yang dinyatakan sebagai Pasiva, sehingga perubahan cadangan dapat diketahui sebagai besarnya sisa cadangan dan dinyatakan sebagai saldo dalam suatu wilayah per waktu tertentu.

Saat ini beberapa instansi terkait pengelolaan SDA telah membuat neraca sumberdaya alam nasional seperti Departemen Kehutanan dan Departement Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) masing-masing untuk hutan dan mineral dalam bentuk tabel statistik analog sebelah menyebelah (diskonto). Namun pemetaan neraca SDA spasial masih belum dilakukan akibat infrastruktur keruangan data dasar rupabumi dijital nasional, terutama skala menengah dan besar masih belum sepenuhnya tersedia. Sehingga wajar permasalahan belakangan ini yang sebenarnya bersumber pada permasalahan empat komponen SDA, yaitu hutan, lahan, air, dan Minyak dan Gas (mineral) selalu terulang tiap tahunnya, akibat kesulitan dalam pemutahiran data sumberdaya alam dalam sistem analog. Sehingga kondisi nyata sumberdaya alam kita baik cadangan, pemakaian dan saldo tidak diketahui dengan cepat selain ketidak pastian mengenai sebaran dan lokasinya.

Pemetaan neraca SDA spasial membantu mendapatkan informasi yang cepat, akurat, efektif dan efisien akan data sumberdaya alam disamping mudah dalam pemutahiran dan pengaksesannya. Pemetaan neraca SDA spasial saat ini dapat dikemas dalam sebuah sistem yang berbasis komputer sebagai bagian dari sistem informasi geogarfis (SIG) yang dikenal sebagai sistem informasi neraca sumberdaya alam spasial. Dalam pendekatan sistem ini, informasi sumberdaya alam tidak hanya ditampilkan dalam bentuk tabulasi dan grafik namun juga dalam bentuk peta yang interaktif. Sehingga penguna mudah untuk melakukan pemutahiran data tanpa harus mengulangi kerjaan dari awal, cukup menambahkan perubahan yang terjadi dan sistem secara otomatis akan melakukan perhitungan neraca beserta tampilan petanya. User interface utama pada sistem ini terdiri atas tiga komponen utama yaitu: (1) inventarisasi SDA dan penyusunan basis data , (2) penyusunan neraca dan akutansi (valuasi), (3) sistem tampilan, pencaharian dan penseleksian untuk membantu pengambilan keputusan dalam pengelolaan SDA.

Untuk menjamin keberlangsungan pembangunan SDA dalam jangka panjang maka pengarusutamaan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan (Sustainable development)tSustainable developmenteconomy viable), secara sosial diterima (socially acceptable), dan ramah lingkungan (environmentally sound). diseluruh sector, baik pusat maupun di daerah, menjadi keharusan. maksudnya adalah upaya memenuhi kebutuhan generasi masa kini tanpa mengurangi atau menorbankan kepentingan generasi yang akan datang. Pilar utama prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan yaitu: secara ekonomi menguntungkan (

Adanya penolakan dari sebagian elemen kemasyarakatan atas diberlakukannya UU No. 39 tahun 2005 tentang tanah untuk pembangunan dan UU No 7 tahun 2004 tentang pengelolaan sumberdaya air sebagai bukti tidak adanya dukungan data dan peta neraca sumberdaya alam spasial disamping pengabaian pengarusutamaan pembangunan berkelanjutan. Bila hal semacam ini terus berlanjut, maka berbagai persoalan seperti terjadi belakangan ini yang sebenarnya merupakan persoalan pada empat komponen sumberdaya alam akan selalu terjadi, selanjutnya akan menambah pekerjaan rumah yang pelik bagi pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono yang bila salah penangannya bisa mengarah pada keresahan masa yang lebih luas dan berbuntut pada tuntutan politik.

Perilaku ekstrim karyawan

Waktu masih menunjukkan pukul 10.00 WIB saya melihat sudah ada beberapa karyawan BRR yang sudah datang termasuk dua dari lima staf di tim geospasial dimana saya di amanahkan menjadi team leader. Saya terbiasa datang awal di kantor bukan karena sebagai ketua tim tetapi supir yang menjemput sya terlalu rajin. Pukul 7 pagi supir sudah datang dan biasanya saya baru berangkat pukul 7.30 sekitar pukul 8 sudah sampai dikantor. Jam kantor resmi sesuai peraturan yang dikeluarkan kepala adalah pukul 8.30 hingga pukul 17.00. Secara diam-diam saya mengamati perilaku karyawan di ruangan. Tiada manusia yang sempurna itulah rambu-rambu yang saya ketahui.Namun dalam ketidak sempurnaan manusia saya tetap harus menilai perbuatan baik diantara mereka sebagai pembelajaran untuk perbaikan pribadi.

Ada perilaku ekstrim diantara dua karyawan/staf yang saya lihat inilah gambaran perilaku mereka.

  1. Ada staf yang biasa datang ke kantor siang (biasa datang di atas jam 10 bahkan beberapa kali jam 11.30 karena harus ke bengkel dahulu atau karena ketiduran sehabis sholat malam mesti selalu lapor akan keterlambatannya), biasa berangkat setelah sholat dhuha, rajin ke masjid dan sholat tepat waktu, sering lama di masjid bisa lebih dari 1 jam (entah zikir atau istirahat siang), mengharamkan tv, musik kecuali instrumentalia, nasyid dan suara alquran yang sering diputar dan kadang sampai ke telinga saya seolah ingin mengatakan inilah yang benar. Rajin bayar zakat, suka mengingatkan orang akan wajib zakat, halal dan haram karena dianggap juga kebathilan bila dibiarkan, punya obsesi jadi ustad karena merasa tahu agama atau jadi pejabat eselon dikantor. Kualitas kerja biasa-biasa tidak terlalu menonjol bahkan terkesan lamban. Punya kepercayaan diri tapi susah menerima sesuatu yang baru, tidak suka kritik dan menyampaikan secara terus terang ketidaksukaanya sehingga perlu penjelasan logis kenapa kita mengkritiknya. Tidak banyak bertanya dalam hal pekerjaan mesti belakangan diketahui bahwa dia tidak tahu. Tidak suka oprek-oprek komputer atau eksplore aplikasi sehingga terkesan gaptek. Dalam keseharian Irit dan terkesan pelit dan cuek kepada yang lain termasuk atasan. Selalu makan snack sambil bekerja, tetapi tidak pernah menawarkan makanan yang sedang dimakan kepada rekan lain. Sekilas hanya memikirkan kepentingan pribadi. Tanpa salah kadang pulang jam 17.00 atau selepas magrib. Galak dan tegas terhadap karyawan di bawah
  2. Ada staf lain yang datang pagi, tidak sempat sholat dhuha dirumah karena berangkat pagi, dan dikantor karena kesibukan sering lupa sholat dhuha dikantor disamping juga tidak ada tempat kecuali dia pergi ke mushola, sholat 5 waktu juga ontime dan tidak berlama-lama di masjid kecuali dia sakit dan istirahat di masjid, tidak tahu apa suka sholat malam dan bayar zakat karena tidak pernah bicara tentang ini. Tidak pantang menyetel musik mesti amat jarang mendengarkan, tidak diragukan kemampuan kerjanya dan penuh inovatif, sedikit royal kepada teman dan perhatian kepada atasan, tidak suka menasehati orang terkesan cuek karena dianggap sudah dewasa tetapi selalu menjadi tempat bertanya rekan lain. Pulang selalu paling akhir karena eksplore komputer dan mencari berbagai aplikasi pendukung kerjanya. Tidak percaya diri untuk tampil kecuali terpaksa. Tidak peduli kritik, akrab dengan bawahan dan easy going tetapi tidak suka dinasehati soal agama terlebih halal haram.


Selasa, Januari 29, 2008

interaksi sosial

Cukup puas juga saya bisa mengikuti beberapa kali pertandingan badminton di kantor Bappeda, meski saya tidak terlalu baik dalam bermain. Kepuasan saya bukan karena bisa bermain badminton yang notebene mewakili satuan kerja saya di BRR atau ditonton beberapa orang yang selama ini tidak menyangka saya juga menyukai olah raga, bukan itu melainkan, saya baru mengerti beberapa hal tentang teman2 di Aceh khususnya tentang Agam (baca orang muda aceh).

Pertama, ternyata kehidupan Agam tak bisa lepas dari kopi dan rokok. Di Kota Banda Aceh terdapat kedai kopi khusus untuk mereka dan sangat terkenal, yaitu kedai kopi “Chek Yuke”. Bahkan BRR pernah memboyong kedai chek yuke sebagai stand kopi dalam sebuah seminar di Jakarta. Kedua, dalam kehidupan beragama, agam umumnya tidak suka dikatakan tidak tahu agama atau diberi nasehat tentang ibadah praktis, meski dalam prakteknya sering dijumpai mereka lalai dalam sholat ataupun sholatnya tidak benar. Ketiga, ternyata Agam sangat sensitif dan tertutup dengan orang luar terutama pendatang dari Jawa. Sehingga boleh dibilang agak sukar menjalin komunikasi atau keakraban dengan agam, sebelum mereka mengenal betul tentang kita.

Saya coba bandingkan dengan anak-anak muda dari jepang (nihonjin) yang pernah saya kenal waktu lalu. Pertama, ternyata kehidupan nihonjin tak bisa lepas dari yakyu, sake, bir dan susi. Kedua, dalam kehidupan beragama, nihonjin umumnya lebih suka dikatakan tak beragama atau tak percaya tuhan ataupun bila memilih agama ya pilihannya lebih tertarik ke kristen daripada ke islam atau agama lain. Yang ketiga, ternyata Nihonjin suka juga bergunjing termasuk juga berbasa-basi memuji seseorang, terlebih saat makan bersama

Bagi Agam, kopi di kedai seperti menjadi bagian sendiri shedule harian mereka boleh dibilang tiada hari tanpa kopi. Dalam satu hari bisa lebih dari 5 kali meski barangkali di rumah juga sudah ngopi. Lewat ngopi mereka menemukan dunianya, bebas bercerita, bergunjing dan membicarakan bisnis antar mereka. Bahkan di kedai kopi dengan ramahnya mereka menyapa kita dan memulai pembicaraan, yang barangkali akan terasa aneh kalau itu dilakukan diluar kedai kopi. Sepertinya menemukan kepercayaan diri dengan ngopi.

Bagi Nihonjin, lewat bir mereka menemukan keberanian dan kepercayaan diri yang luar biasa. Nihonjin yang mabuk, dengan seketika secara ringan ceplas-ceplos bahasa inggris dengan setiap orang asing. Setiap orang asing yang dimata mereka orang Amerika-sama halnya kebanyakan orang indonesia, bila melihat bule maka disangka mereka orang barat, padahal boleh jadi orang rusia atau ornag eropa timur. Dalam keadaan sadar, sangat jarang mereka berbicara bahasa inggris sama seperti belajar berkicaunya seekor karasu (gagak hitam). Lidah terasa kaku kalau bicara bahasa inggris atau ketemu orang asing, ini menurut pengakuan Kato kun (yunior saya waktu kuliha). Wajar mereka butuh banyak bir. Bir telah menjadi minuman utama, mesti dalam berolahraga sekalipun, Iklan coca-cola di jepang menjadi,” dimana saja, kapan saja dan siapa saja minum bir”. Sake (bir Jepang) sebagai minuman pamungkas, dan susi (ikan mentah plus sedikit nasi) sebagai penambah selera dan yakyu (olah raga softball) sebagai spiritnya. Sehingga wajar penutupan yakyu atau wakarekai konpa (pesta perpisahan), susi dan bir tersaji melimpah.

Bagi Agam, sangat jelas mereka adalah orang islam dan hampir tidak yakin ada Agam yang punya agama di luar Islam. Mereka bangga dengan banyaknya dayah (pesantren) di pelosok kampung dan membanggakan diri bahwa mereka tinggal di serambi Mekah. Mereka tidak suka melihat wanita tidak mengenakan pakaian muslimah atau lelaki mengenakan celana terlalu pendek, karena dianggap tidak menutup aurat. Bahkan sebagian mereka sangat fanatik menyatakan sebagai keturunan said (keturunan nabi) ataupun keturunan Turki (karena dikaitkan dengan sistem kekhalifahan). Padahal seringkali mereka sholat tidak berjamaah.

Bagi nihonjin , mereka tak melihat beda prinsip antara jadi orang kristen dan jadi orang jepang, di kristen merekapun masih mendapatkan kebebasan minum bir, bahkan lewat pergaulan dengan rekan seagamanya makin bertambah pengetahuan mereka akan minuman beralkohol. Coba tanya berapa persen orang jepang yang tahu bahwa di Brasil (negaranya Ronaldo) ada sake lokal (baca sake-Brasil yang alkoholnya 40%, di Nepal semodel sake lokal alkoholnya lebih tinggi lagi sampai 50-60%, belum lagi di argentine, boleh dibilang sebagian besar nihonjin tahu tentang ini sampai profesor (sensei) saya menyimpan sisa minuman yang tak habis diminum dari berbagai negara.

Bagi nihonjinn, mereka melihat betapa mendoksainya (repot) jadi penganut Shinto, karena menurut Maika san (masih yunior saya yang dulunya penganut setia), tiap hari dia harus menyediakan sake ke patung sebagai tanda terima kasih, padahal dia ingin juga meminum sake tersebut. Belum lagi aturan-aturan lainnya seperti pesta perkawinan, menurut Hideki Saito san, kawan kerja saya di kenkyujo (lembaga penelitian) trend ABG jepang sekarang mereka lebih suka hidup bersama tanpa nikah, karena, siapapa yang bersedia membayar sampai 500 mank (1 mank setara dengan 10 000 yen) untuk sebuah perkawinan secara Shinto dalam situasi ekonomi krisis seperti ini. Sebagian lain memilih cara kristen, meski belum tentu beragama Kristen karena menawarkan paket murah antara 100-200 mank.

Tentang kebiasaan bergunjing dan memuji baik Agam dan nihonjin hampir tiada bedanya. Ternyata gosip juga sudah seperti bagian dari informasi yang mereka serap. Sudah hal umum kalau sebenarnya mereka suka bercerita tentang kabar yang sampai ke mereka tentang orang luar sambil minum bir atau kopi.

Nah tentunya banyak lagi pelajaran-pelajaran yang memuat pencerahan lain yang tak sanggup saya uraikan, Cuma lalu relevansinya kemana Antara nihonjin dan Agam. Gampangnya begini, waktu tinggal di Jepang saya selalu berfikir bila ingin dekat dengan orang jepang atau ingin mereka manjadi bagian terdekat kita maka saya benar-benar harus dipertimbangkan langkah seperti:
  1. Belajar olah raga yakyu, gemar makan susi dan jangan menolak bila ditawari minum bir, atau sake dalam setiap konpa.
  2. Katakanlah kepada mereka, bahwa islam tak melarang mereka minum alkohol mesti mereka jadi muslim. Ajak mereka ke islam dengan menekankan kalau mereka sebenarnya masih diperbolehkan minum bir, atau sake karena sekali lagi mereka nihonjin. Mereka sendiri lah yang menentukan kapan berhenti minum, bukan kita. Bukankah Nabi tidak menyuruh seorang yang kebiasaannya mencuri untuk berhenti mencuri saat yang bersangkutan tertarik masuk islam. Hanya nabi berpesan “jangan berbohong”. Lagipun turunnya pelarangan minuman beralkohol tidak seketika, melainkan bertahap. Akan tetapi perlu juga diingat perkataan Syaidina Umar, didepan orang-orang yang minta diperioritaskan dalam berislam, bahwa dahulu saat lemah islam membutuhkan kalian, sekarang islam sudah jaya dan kalianlah yang butuh islam “.
  3. Janganlah merasa lebih pandai dari orang Jepang atau mengunjingka mereka, karena mereka akan menilai bahwa nanti bakalan digunjing oleh kita, tapi ikuti saja gunjingan mereka sambil menikmati santapan yang tersedia.
  4. Bersikap sopanlah dengan mereka Nihonjin dikenal sebagai bangsa sopan dan pemalu. Konon, kesopanannya melebihi orang Jawa, dan saking malunya nihonjin tak berdaya dimata orang Amerika. Lepas dari akibat PD II, hanya jepanglah yang diminta menanggung biaya oprasional ke 7 pangkalan militer Amerika, mulai dari Okinawa (Selatan) hingga hokaido (utara), sementara di negara lain Amerika tiap tahun berdebat tentang besarnya uang sewa. Wajar bila kawan saya Itokazu (kelahiran okinawa) sangat anti Amerika, katanya biaya operasional pangkalan tersebut lebih besar dari anggaran pemerintahan jepang sendiri pertahunnya.

untuk Agam saya masih punya waktu untuk memikirkannya...

hikmah dan perbuatan baik

Bila sesama saudara saling konfrontasi

Saya termasuk penentang keras perang amerika terhadap irak…namun ternyata dalam negeri sendiri kita banyak disajikan perselisihan sesama muslim yang mengarah pada tindak kerusuhan dan saling menyakiti layaknya sebuah peperangan. Sebentar lagi menjelang pemilu 2009 kita akan menyaksikan suatu pertempuran yang tak bisa lagi dihindari antar sesama muslim tanpa memandang lagi rasa persaudaraan, rasa keimanan semua hanya demi segelintir kekuasaan. Mesti tak jelas sejelas saat perang amerika dan Irak, saya masih konsisten dengan kebencian terhadap perang, kecaman perlu diarahkan kepada mereka yang menikmati keuntungan politik dari perselisihan. Demikian pula yang terjadi di Pakistan sebagai negara yang penduduknya mayoritas muslim, tetapi konflik kepentingan politik melahirkan saling bunuh antar pemimpinya. Inilah yang terjadi bila perbedaan sesama muslim selalu dimunculkan dan selalu dibesar-besarkan dan mempercayakan penyelesaian kepada pihak luar yang juga cinta perang. Kita lupa bahwa setiap manusia pasti berbeda, coretan ini moga bermanfaat untuk memperkecil pertentang sesama muslim..

Suatu hari imam Malik memasuki masjid Nabawi selepas waktu sholat asar (menjelang margrib). Dia mendekat ke mimbar masjid dan duduk. Rosul telah memerintahkan bahwa setiap orang yang memasuki masjid sebaiknya tidak duduk sebelum melaksanakan sholat sunah dua rakaat (tahiyatul masjid) sebagai penghormatan kepada rumah Allah. Sebaliknya, Imam Malik pun mengetahui bahwa Rosul melarang sholat sesudah sholat asar, sehingga dan ia pun harus mencontohkan hal yang sama kepada murid-muridnya, untuk tidak melakukan sholat tahiyatul masjid bila mereka memasuki masjid antara asar dan magrib.

Namun, sesaat beliau duduk seorang anak muda yang mungkin tak mengenal imam malik, menegor dan memerintahkan sang imam “bangun dan sholat dua rakaat “. Lalu tanpa bereaksi lama sang imam melakukan solat dua rakaat. Semua murid-murid imam Malik yang berkumpul di belakang heran. Apa yang terjadi ? apa imam malik telah berudah pendapat ?.

Setelah selesai melaksanakan sholat, seluruh murid-muridnya mempertanyakan perbuatannya. Imam malik berkata “ fatwa saya tetap tak berubah sebagaimana yang telah saya ajarkan kepada kalian, saya hanya takut bila saya tidak melaksanakan sholat dua rakaat seperti yang diperintahkan anak muda tersebut, niscaya allah memasukkan saya kedalam ayat (kemudian beliau membacakan sebuah ayat alqur’an surah al-mursalat (77):48) “ ..dan apabila diperintahkan kepada mereka “rukulah”, maka mereka tidak mau ruku (sholat) “. Imam Malik melakukan ini karena kesadaran bahwa dia tidak ingin berselisih dengan anak muda karena takut kepada Allah.

Imam Ahmad mempunyai pendapat bahwa makan daging unta membatalkan wudlu. Suatu sikap yang tidak diikuti oleh imam-imam yang lain, kecuali murid-muridnya. Suatu hari seorang muridnya bertanya “ apakah beliau sholat dibelakang seorang yang ternyata makan daging unta sesudah wudlu ?”. Imam Ahmad menjawab “ apakah kau fikir saya menyiakan kesempatan sholat bersama orang macam Imam Malik atau imam Sa’eed ibn al-musayyab” ?.

Allah telah menciptakan manusia dalam bentuk yang berbeda-beda. Beda bahasa, warna, budaya hingga beda fisik dan kepintaran serta sifat-sifat individual. Tentang hal ini telah difirmankan Allah dalam surah 30:22 “ dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlainan bahasa dan warna kulitmu. Sesungguhnya yang demikian itu terdapat tanda bagi orang yang berilmu”.

Manusia secara alami pasti berbeda, sehingga sesuatu yang pasti ini tidak perlu lagi diperdebatkan. Yang perlu diperdebatkan adalah “bagaimana seorang muslim tidak menjadikan perbedaan ini sebagai perseteruan sesama dan bagaimana mencari membentuk hubungan antara kita yang berbeda ini ?.

Problemnya saat ini, kita seperti bingung mencari bentuk hubungan dari perbedaan ini. Berbagai bentuk aturan diluar islam dicoba paksakan untuk menyatukan perbedaan sesama muslim, yang hasil akhirnya malah pererangan yang tak pernah usai antara muslim belum lagi antara sebagian muslim dan non muslim seperti di philiphina. Seharusya muslim bisa saling hidup berdampingan dengan sesama muslim dan non muslim. Padahal alqur’an telah memberi kerangka persaudaraan antara muslim dan hubungan dengan non-muslim seperti tertulis dalam AnNahl (16): 125 “ serulah kepada jalan Allah dengan hikmah dan bijaksana (pekerjaan yang baik) dan bantahlah mereka dengan cara yang baik “. Dua kunci “ hikmah dan perbuatan baik” inilah yang luput dari perhatian sebagian besar muslim saat mendapati realitas adanya perbedaan.

Contoh hikmah, sangat mengesankan diberikan oleh cucu Rosullulah, Hasan dan Husen. Di masa anak-anak, satu hari mereka melihat orang yang lebih dewasa dari mereka melakukan wudlu yang menurut mereka salah. Kemudian kedua cucu rosul tersebut sepakat untuk membenarkan wudlu orang tersebut. Mereka bermaksud memberi pembelajaran kepada orang dewasa tanpa bermaksud menggurui dan mengganggu kesenioran. Mereka mendekati orang tersebut dan berkata “ paman, saya dan saudara saya ini berbeda pendapat tentang siapa yang paling baik wudlunya? Sudikah paman menjadi hakim untuk menentukan siapa yang terbaik diantara kami ?. Kemudian masing-masing cucu rosul tersebut melakukan yang hampir tak ada perbedaan dan sesuai seperti yang diajarkan rosul. Sesaat orang tersebut memperhatikan dan menyadari bahwa ia tak punya pengetahuan tentang wudlu bahkan ia merasa wudlunya masih salah, lalu ia berkata “ demi Allah saya sebenarnya tak tahu cara berwudlu yang benar sebelum ini dan anda berdua telah mengajari saya bagaimana seharusnya berwudlu “…

Sikap Kita Menghadapi Penyakit

Bagaimana kita bersikap bila terkena suatu Penyakit.

Selepas sholat zuhur, saya sempat mendengarkan kultum ternyata isinya sangat menarik untuk saya sharing. Yaitu bagaimana sikap kita bila sakit. Berangkat dari pengetahuan bahwa alquran adalah obat dari segala penyakit. Sakit bisa jadi adalah cobaan sebagaimana Allah menguji nabi Ayub dengan penyakitnya, atau bisa juga sebagai cara Allah menghukum kita sebagai penebus dari dosa yang kita lakukan, banyak hadist yang bicara tentang ini. Ibarat orang tua yang menghukum anaknya yang nakal agar kembali menjadi baik.

Selain sabar bagaimana sikap kita bila sakit?. Ini saran baik yang diberikan.
1. Ucapkanlah istigfar dan perbanyaklah beristigfar, karena boleh jadi kita telah berbuat dosa yang tidak kita sadari.
2. Lakukanlah sholat hajat dan doa2 kepada Allah, mohon petunjuk agar kita menyadari dosa yang kita perbuat dan bertobat
3. Segara perbanyak amal atau menyempurnakan zakat yang barangkali belum kita bayar. Sesungguhnya perbuatan baik menutupi perbuatan buruk.
4. Baru beriktiar, baik kedokter atau pengobatan alternatif selain ke dukun yang hukumnya haram. Pengobatan alternatif yang baik adalah obat racikan dari tumbuh-tumbuhan yang umumnya tidak mempunyai effek samping. Obat-obtan dari dokter sudah jadi rahasia umum juga bersifat racun.

semoga berguna...mari lestarikan lingkungan kita dengan menanam pohon atau tanaman obat-obatan..

Senin, Januari 28, 2008

Pemetaan Rawan Bencana

Pendahuluan

Satu tahun sejak peristiwa bencana gempa bumi yang diikuti dengan gelombang pasang tsunami di NAD-Nias, ada beberapa pelajaran yang dapat dipetik Bangsa Indonesia yaitu: 1) perlunya peningkatkan kesadaran dan kesiapan seluruh lapisan masyarakat bahwa mereka hidup dalam kawasan yang penuh bencana, 2) perlunya koordinasi dan penanganan bencana secara terpadu, 3) perlunya penyiapan data dan informasi geospasial yang baik untuk mendukung penanganan daerah bencana baik untuk masa darurat maupun masa rehabilitasi dan rekonstruksi.
Perlunya kesadaran bahwa, negara Republik Indonesia termasuk negara kepulauan yang aktif tektonik, aktif vulkanik, beriklim tropis basah, berpenduduk padat dengan berbagai suku bangsa, sehingga tidak pernah luput dari risiko terhadap bencana baik bencana alam maupun bencana akibat ulah manusia. Dengan kata lain, di mana saja dan kapan saja masyarakat di Indonesia selalu menghadapi risiko bencana, baik gempa bumi, letusan gunungapi, tsunami, longsoran, banjir, kekeringan, angin ribut, kebakaran hutan, dan kerusuhan antar etnik. Masing-masing jenis bencana tersebut mempunyai tingkat kerawanan dan mengakibatkan korban jiwa dan kerugian harta yang tidak sedikit.
Demikian pula, penanganan bencana tidak akan optimal apabila dilaksanakan secara aksidental, partial, dan sektoral. Kita terbukti belum memiliki kapasitas dan pengalaman yang tepat dalam merespon bencana tsunami di NAD secara cepat. Kita pun menyadari perlunya koordinasi lintas sektoral dan penanganan terpadu serta berkelanjutan dalam satu siklus penanggulangan bencana yaitu: sebelum terjadi bencana, saat terjadi bencana, dan sesudah terjadi bencana.
Penyediaan data dan informasi geospasial untuk mendukung analisa risiko bencana, merupakan satu langkah lebih lanjut dari penentuan tingkat kerawanan bencana. Daerah yang tingkat kerawanan terhadap satu jenis bencana tinggi, belum tentu mempunyai tingkat risiko yang tinggi, karena penduduknya jarang atau aktivitas ekonominya rendah. Sedangkan daerah yang tingkat kerawanan terhadap satu jenis bencana sedang hingga rendah, kemungkinan mempunyai tingkat risiko yang tinggi karena daerahnya padat penduduk dengan berbagai aktivitas ekonomi yang strategis.
Menumbuhkan kesadaran bersama terhadap daerah bencana alam sebelum benar-benar menjadi bencana, harus dimulai dari penyediaan informasi tentang kerawanan dan resiko atas bencana Hanya permasalahannya adalah, apabila informasi tersebut dilakukan secara konvensional lewat pemetaan langsung di lapangan dengan melibatkan sekitar 3-5 tenaga pemetaan, maka dibutuhkan waktu sekitar satu sampai dua bulan hingga dapat disajikan dalam bentuk peta. Dengan kata lain, dibutuhkan lebih dari 3000 tahun untuk menyelesaikan peta rawan dan resiko bencana seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki lebih dari 30.000 desa, atau sekitar 100 tahun untuk wilayah NAD. Belum lagi akibat perubahan yang cukup dinamis di lapangan yang memerlukan pemutahiran informasi
Teknologi penginderaan jauh (remote sensing) dan sistem informasi geografis (GIS) terbukti mampu menyediakan informasi data geospasial setiap objek dipermukaan bumi secara cepat. Sekaligus menyediakan sistem analisa keruangan yang akurat. Maksud tulisan ini adalah memberi masukan dalam pemetaan rawan bencana dan risiko bencana dengan memanfaatkan teknologi remote sensing dan sistem informasi geografis. Peta rawan bencana dan resiko bencana ini diharapkan dapat dijadikan acuan untuk membantu penanganan bencana alam secara cepat sehingga meminimalkan korban dan kerugian harta benda akibat bencana, terutama dalam menentukan atau mengarahkan daerah yang diprioritaskan untuk segera ditangani. Selain itu, siapapun dapat menggunakan informasi tersebut untuk mengantispasi dampak bencana baik untuk respon darurat, pemulihan pasca bencana, penetapan strategi mitigasi bencana, ataupun perencanaan penggunaan lahan yang komprehensip dan menggabungkannya dengan pembangunan berkelanjutan.
Pemetaan Rawan bencana dan risiko bencana

Istilah yang terkait dalam tulisan ini adalah bencana (hazard/disaster), kerawanan (vulnerability) dan risiko (risk). Pengertian dari bencana, bencana, dan risiko perlu diformulasikan agar terdapat konsistensi dalam penggunaan dan pembahasannya.

Bencana (hazard) adalah suatu peristiwa di alam atau di lingkungan buatan manusia yang berpotensi merugikan kehidupan manusia, harta, benda atau aktivitas bila meningkat menjadi bencana. Banyak definisi tentang bencana (Lundgreen, 1986; Carter, 1992; UNDP/UNDRO, 1992; Sutikno, 1994; Bakornas PBP, 1998). Lundgreen (1986) mendefinisikan bencana sebagai peristiwa/kejadian potensial yang merupakan ancaman terhadap kesehatan, keamanan, atau kesejahteraan masyarakat atau fungsi ekonomi masyarakat atau kesatuan organisasi pemerintahan yang lebih luas. Bencana alam oleh Carrara (1984) dikatakan sebagai bencana yang disebabkan oleh proses alam atau proses alam yang dipicu oleh aktivitas manusia, dan merupakan salah satu unsur dalam penilaian risiko bencana. Sementara menurut UNDP/UNDRO (1992) yang dimaksud dengan bencana adalah semua fenomena atau situasi yang berpotensi menimbulkan kerusakan atau kehancuran pada manusia, jasa, dan lingkungan. Menanggapi banyaknya definisi tentang bencana Carter (1992) menyimpulkan bahwa sebagian besar definisi bencana (hazard) mencerminkan karakteristik: i) gangguan terhadap kehidupan normal, ii) efek terhadap manusia, seperti menjadi korban, luka/cacat, gangguan kesehatan, iii) efek terhadap struktur sosial, dan iv) kebutuhan masyarakat.

Kerawanan (vulnerability) adalah tingkat kemungkinan suatu objek bencana yang terdiri dari masyarakat, struktur, pelayanan atau daerah geografis mengalami kerusakan atau gangguan akibat dampak bencana atau kecenderungan sesuatu benda atau mahluk rusak akibat bencana(Sutikno, 1994; UNDP/UNDRO, 1992). Pada elemen kerentanan terdapat elemen intangibles, pada umumnya tidak diperhitungkan karena sulit perhitungannya, dan kebanyakan elemen tangible. Tingkat kerentanan bencana menurut dapat dinilai secara relatif berdasarkan macam dan besaran elemen bencana yang besarnya dinyatakan dengan skala numerik.

Risiko (Risk) merupakan perkiraan kerugian atau kehilangan akibat suatu bencana terhadap elemen yang menghadapi risiko di masa depan dalam suatu periode waktu tertentu (UNDP/UNDRO, 1992). Risiko suatu daerah atau suatu objek terhadap suatu jenis dapat diperhitungkan tingkatannya. Perhitungan risiko umumnya mempertimbangkan jenis dan besaran kehilangan atau kerugian. Parameter umum yang digunakan adalah biaya ekonomi, karena semua tipe kerugian dapat dikonversikan ke dalam biaya ekonomi. Efek yang dianggap sebagai biaya ekonomi disebut kerugian tangible (dapat diperhitungkan/dinilai), sedang yang tidak dapat dikonversikan ke dalam nilai uang disebut kerugian intangible.

Parameter yang digunakan untuk penilaian tingkat bencana alam dan parameter dasar penilaian untuk identifikasi elemen yang rawan terhadap bencana dan kerugian yang dinilai dalam analisis risiko bencana secara kualitatif tertera laporan UNDP/UNDRO (1992)

Analisa Data Geospasial untuk Pemetaan Rawan Bencana
Disadari pula bahwa banyak daerah di Indonesia yang rawan terhadap lebih dari satu jenis bencana, misalnya daerah yang rawan terhadap gempa bumi umumnya juga rawan terhadap bencana longsoran. Berkaitan dengan variasi kerawanan bencananya tersebut sekaligus membantu dalam menentukan skala prioritas penanggulangan bencana diperlukan identifikasi macam bencana sebagai bagian dari proses pemetaan rawan bencana dan resiko bencana. Flax dkk (2002) menggambarkan selain identikasi bencana terdapat proses lain dalam pemetaan rawan bencana dan resiko terhadap bencana alam yaitu, analisa bencana, analisa fasilitas infrastruktur, analisa sosial, analisa lingkungan, analisa ekonomi, dan kegiatan mitigasi.

1. Rawan Bencana Banjir


Secara hidrologis banjir disebabkan oleh banyak faktor, antara lain intensitas hujan yang sangat tinggi, perubahan koefisien aliran/limpasan air hujan, perubahan alur sungai (Lockwood,1987, dalam Sudibyakto, 2000). Hujan lebat merupakan salah satu penyebab banjir, yang dapat menyebabkan debit sungai meningkat dan memungkinkan untuk meluap. Selain itu, hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi secara lokal berperan penting terhadap terjadinya banjir. Pembuatan peta kerawanan banjir memperhatikan karakteristik DAS sebagai daerah tangkapan air, yaitu :
1. Luas DAS

Luas DAS tidak hanya berpengaruh terhadap waktu konsentrasi tetapi juga berpengaruh terhadap volume total aliran air sungai. Rumus yang digunakan dalam menentukan luas DAS adalah :
 
Rumus : Qm = c. Adn
Keterangan :
        Qm : Debit Maksimum (m3/hari)
              c : Koefisien Aliran
              Ad : Luas DAS (Km2)
              n : Nilai Faktor

2. Bentuk DAS

Bentuk DAS berpengaruh terhadap bentuk hidrograf aliran pada outlet DAS tersebut. Bentuk hidrograf aliran tersebut adalah membulat dan memanjang. Bentuk membulat mempunyai waktu konsentrasi pendek, debit puncak yang tinggi, dan bentuknya meruncing. Bentuk hidrograf aliran memanjang mempunyai waktu konsentrasi lama, debit puncak rendah dengan bentuk hidrograf yang rata (smooth).
3. Kemiringan Lereng

Kemiringan lereng dalam hal ini lereng permukaan dalam DAS atau gradien sungai akan berpengaruh langsung terhadap gerakan aliran permukaan.

4. Kerapatan Aliran (Drainage Density)

Rumus yang digunakan dalam menentukan kerapatan aliran (Drainage Density) adalah menggunakan rumus Horton, yaitu :
- Drainase Baik > 2,74 km/km2
- Drainase Sedang 0,73 - 2,74 km/km2
- Drainase Jelek  < 0,73
                 Nilai Dd juga menunjukkan adanya dissection level, perkembangan erosi dan tingkat genangan.
5. Batuan 
Batuan berpengaruh terhadap kapasitas storage yang selanjutnya terhadap karakteristik run-off. DAS dengan batuan impervious, tidak dapat menyimpan atau meresapkan air ke dalam batuan sehingga direct run off terjadi setelah hujan dan hidrograf dengan puncak tinggi, sedangkan DAS dengan batuan permeable dapat menyimpan air sementara dalam batuan sehingga run off kecil dan hidrograf yang ada dengan debit puncak rendah (kecil).
6. Penggunaan Lahan 
Penggunaan lahan berpengaruh terhadap penentuan criteria daerah rentan terhadap banjir, seperti tanah terbuka lebih resiko dibandingkan dengana danya penutup tanaman.

Penentuan Peta Rawan Banjir dihasilkan dari hasil tumpang-susun Peta Kerapatan Aliran, Peta Lereng, Peta Tutupan Vegetasi, Peta Bentuk Lahan, dan Peta Tanah. Proses tumpang-susun dilakukan dengan metode perkalian antara skor dari masing-masing peta input/masukan. Klasifikasi akhir hasil tumpang-susun menjadi klas rawan, sedang, dan tidak rawan pada dasarnya dilakukan dengan menggunakan kriteria klasifikasi klas kerawanan banjir tersaji pada Tabel 1.
Tabel 1. Kriteria Klas Kerawanan Banjir

































2. Metode penentuan tingkat risiko bencana banjir

2.a). Model I penentuan tingkat risiko bencana banjir.

Model pertama adalah model matematis, yang penilaian risiko didasarkan pada komponen bencana dan komponen kerentanan. Tiap komponen dijabarkan menjadi faktor penyebab terjadinya sesuatu yang berkaitan dengan bencana dan kerentanan. Tiap faktor dirinci menjadi indikator atau kelas yang berpengaruh pada besaran komponen. Fungsi komponen ditentukan besarannya bedasarkan nilai yang diberikan pada faktor dan indikator. Risiko merupakan gabungan nilai bencana dan kerentanan secara terintegrasi. Penilaian risiko didasarkan atas perkalian besaran komponen, faktor, dan indikator. Model matematis pada model ini adalah:

Risiko = nilai indikator x nilai faktor x nilai komponen.

              R = i x f x k

Dimana : R = risiko
               i = indikator, f = faktor, dan k = komponen

2.b). Model II penentuan risiko bencana banjir.
  Model kedua adalah model konseptual. Pada konsep ini setiap kejadian di dasarkan pada fungsi faktor yang berkaitan dengan risiko. Perbedaaan peran digunakan sebagai penentu pemberian bobot dan skor. Tiap faktor ditinjau fungsi terhadap kejadian, kemudian satu faktor dirinci menjadi kelas. Pada tingkat fungsi faktor diberi bobot dan pada kelas diberi skor sesuai dengan pengaruh pada satu proses, contoh: curah hujan menpunyai fungsi lebih besar dari pada lereng, maka bobot curah hujan lebih tinggi dari lereng dan pada klasifikasi curah hujan, hujan dengan kelas tinggi diberi skor lebih besar dari kelas dibawahnya. Curah hujan diberi bobot 50, dan lereng 40 sedang lereng 40 % diberi skor 50 dan lereng 25%-40% di beri skor 30 misalnya.
  Peran besaran pada tiap faktor dapat dibuat seragam klasifikasinya besar, sedang dan kecil dalam bentuk angka besar identik dengan 3, sedang 2 dan kecil 1. Dalam pemberian angka ini harus konsisten, pemberian angka 3 berarti peran besaran pada faktor tertentu tertinggi dan 1 adalah terendah.

Perkiraan bencana banjir dilakukan.
Curah hujan : nilai peran 50,
Klasifikasi Curah hujan :
Besar : 3
Sedang :  2
Kecil : 1

Lereng : Nilai peran 25
Klasifikasi Lereng : 
Besar : 3
Sedang :  2
Kecil : 1

Liputan lahan : Nilai peran 15
Klasifikasi Liputan lahan :
 Besar : 3
Sedang : 2
Kecil : 1

Tanah : Nilai peran 10
Klasifikasi Tanah :
 Besar : 3
Sedang : 2
Kecil : 1

  3. Metode dan Analisis Risiko Bencana Longsor

Sementara penyebab longsor dalam artian luas adalah: relief, drainase, batuan induk/batuan dasar, regolit, kegempaan, iklim dan pengaruh manusia ( Cooke dan Dornkamp, 1990). Variabel yang digunakan kedua bencana ini relatif hampir sama yaitu : satuan bentuklahan, lereng, tanah, batuan, proses geomorfik, air tanah, tutupan lahan dan curah hujan, sedangkan variabel sosial ekonominya meliputi aspek penduduk (jumlah) dan aspek harta benda (sawah, ladang, kebun, ternak, rumah dan isinya, dalam rupiah).

3.1. Metode penentuan tingkat kerawanan bencana longsor
Analisis longsor secara umum didasarkan pada lima faktor yang menyebabkan terjadinya yaitu : geologi, morfologi, curah hujan, penggunaan lahan, dan intensitas gempa. Berdasarkan faktor - faktor tersebut disusun tingkatan kerawanan bencana alam longsor dengan mengacu kriteria pada Sugalang dan Siagian (1991).
Peta Rawan Longsor dihasilkan dari tumpang-susun antara Peta Geologi, Peta Curah Hujan, Peta Lereng, Peta Penggunaan Lahan, Peta Tanah dan Peta Bentuklahan. Tumpang-susun dilakukan dengan mengalikan skor dari masing-masing peta masukan yang digunakan. Pemetaan daerah rawan bencana longsor ini dilakukan dengan pendekatan morfodinamik. Secara konseptual data yang dibutuhkan untuk analisis dan menentukan peta rawan bencana longsor adalah sebagaimana disajikan pada Gambar 4. Hasil akhir dari proses tumpang-susun diklasifikasi menjadi 3 kriteria, yaitu :
1. Tidak rawan
2. Rawan,
3. Sangat rawan

3.2. Metode penentuan tingkat risiko bencana longsor

Kerangka kerja untuk penilaian risiko bencana longsor didasarkan pada potensi bencana, derajat kehilangan (vulnerability). Potensi bencana (yang mencakup intensitas atau magnitut dan probalititas kajadian) yang penilaian didasarkan pada faktor alamiah (yang dapat dikaji melalui observasi, inventarisasi, akunting dan peta tematik).

3.2.a. Metode I penentuan tingkat risiko bencana longsor.

Penilaian menurut Mark dan Stuart (1977, dalam Lundgreen, 1986) untuk menilai risiko bencana kemungkinan jebolnya suatu dam di Amerika dengan menggunakan rumus:

R = f pc C(v) ………………………………………………….(2)
dalam hal ini : 
R = risiko
                 fp c = probabilitas dari kejadian spesifik atau konsekuensi
C             (v) = nilai konsekuensi akibat bencana

Berdasarkan data hasil perkiraan tersebut, dapat diperhitungkan peta kemampuan lahan untuk tujuan dan bencana tertentu. Peta kemampuan lahan untuk memperkirakan risiko tersebut dapat menunjukan biaya tambahan akibat bencana dan kehilangan sumberdaya..

3.2.b). Metode II penentuan tingkat risiko bencana longsor

Metode ke dua menggunakan satuan medan sebagai satuan pemetaan bencana dan satuan evaluasi risiko. Variabel yang digunakan dipilih variabel selektif yaitu: kemiringan lereng, keterdapatan mata air, kedalaman muka airtanah, tingkat pelapukan batuan, kejadian longsor sebelumnya, kerapatan kekar, struktur perlapisan batuan, permeabilitas tanah/batuan, penutup lahan, dan curah hujan; sedang aspek sosial ekonomi variabel yang digunakan kerugian jiwa dan kerugian ekonomis. Kriteria dari masing-masing variabel ditentutkan berdasar klasifikasi yang dikembangkan oleh BAKOSURTANAL (2005)

Perhitungan tingkat risiko dengan cara kedua adalah sebagai berikut.

1) Jumlah harkat parameter medan:
· nilai maksimum (risiko tinggi)= 8(jumlah variabel medan) x 4 (nilai harkat maksimum tiap variabel) = 32
· nilai minimum (risiko rendah) = 8 (jumlah variabel medan) x 1 (nilai harkat minimum tiap variabel) = 8
2) Faktor keamanan (Bowles, 1984):
· nilai maksimum (risiko tinggi) = <1 o:p="">
· nilai minimum (risiko rendah) = >1,25
3) Parameter sosial ekonomi:
· nilai harkat maksimum = 1
· nilai harkat minimum = 0,1
4) Penilaian risiko spesifik adalah sebagai berikut:
· nilai risiko spesifik maksimum=32x1,07x1= 34,24 à 34 (dibulatkan)
· nilai risiko spesifik minimum = 8x1,25x0,1= 1
5) Elemen yang berisiko:
· Nilai maksimum yang berisiko = 1
· Nilai minimum yang berisiko = 0
6) Nilai risiko total
· Nilai risiko total maksium = 34 x1 = 34
· Nilai risiko total minimum = 1 x 0 = 0
7) Klas risiko total yang digunakan = 3, klas intervalnya= (34-0)/5= 7
Tingkat risiko totalnya menjadi:
· > 28 : risiko sangat tinggi
· 22 – 28 : risiko tinggi
· 15 – 21 : risiko sedang
· 7 – 14 : risiko rendah
· < 7 : risiko sangat rendah

3.2.c). Metode III penentuan tingkat risiko bencana longsor
Metode ketiga dalam penilaian risiko menggunakan pendekatan satuan medan sebagai satuan pemetaan, dan evaluasinya menggunakan pembobotan dan pengharkatan, seperti yang dikonsepkan Sutikno (2002). Penentuan tingkat risiko didasarkan pada nilai obyek bencana dan tingkat jumlah pekerja/aktifitas manusia dengan cara pengharkatan dan pembobotan. Rincian dari penentuan tingkat risiko adalah sebagai berikut.

1) Tingkat kerapatan rumah/gedung per satuan medan
a. kerapatan tinggi > 60% à H (tinggi)
b. kerapatan sedang 60-30% à M (sedang)
c. kerapatan rendah < style=""> à L (rendah)
d. Bobot tingkatan (relatif): H:S:R =3:2:1
2) Tingkat jumlah pekerja/aktivitas manusia di satuan pertanian/perkebunan/hutan dengan asumsi:
a. kerentanan dianggap konstan;
b. makin tinggi kerapatan rumah makin padat penduduknya;
c. tingkat aktivitas manusia di permukiman lebih tinggi, kemudian secara berurutan pertanian, perkebunan dan hutan;
d. nilai relatif bobot infrastruktur dianggap sama dan konstan, tidak mempengaruhi nilai risiko relatif dari unit bersangkutan.

4. Pemetaan Kerawanan Kebakaran Hutan

Berbagai model dikembangkan untuk pemetaan kerawanan kebakaran hutan (Chuvico dan Salas, 1996; Darmawan dkk, 2001). Secara ringkas terbagi tiga yaitu: model berdasarkan pemilihan senstif index atau pembobotan dan skoring atas faktor penyebab kebakaran hutan, berdasarkan regresi analysis, dan berdasarkan standard index.

Pemetaan resiko kebakaran hutan

Kajian risiko kebakaran hutan sebetulnya mirip dengan kajian bencana yang lain, yang membedakan adalah faktor penyebab, tingkat bencana dan elemen yang terkena menghadapi risiko. Analisa resiko kebakaran tergantung pada lokasinya apakah di hutan lindung atau di areal perkebunan.
  Risiko = nilai indikator x nilai faktor x nilai komponen ekonomi dan atau lingkungan.
  R = i x f x k

Dimana : 
R = risiko
i = indikator
f = faktor
k = komponen

Kesimpulan
Paper ini telah membahas tentang metodologi pemetaan rawan bencana dan pemetaan resiko bencana dengan memanfaatkan data penginderaan jauh dan teknologi sistem informasi geografis.
Diperlukan kesatuan aktivitas antara pemetaan rawan bencana dan pemetaan resiko bencana untuk wilayah terkena bencana di Indonesia. Bagi semua tipe bencana, kriteria penentuan tingkat risiko bencana dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a. risiko tinggi
b. risiko sedang
c. risiko rendah

Integrasi teknologi penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis sangat membantu dalam penyusunan pemetaan rawan bencana dan resiko bencana.

Cara Menghapus virus Kalong

Cara menghapus Virus Kalong

Baru-baru ini komputer saya terserang virus. Cukup panik juga saat itu karena berbagai dokumen belum lagi saya buat copinya (back up). Saya coba lempar masalah tersebut ke mailing list, tetapi tidak ada respon balik. Akhirnya saya dapat informasi dan penjelasan cukup banyak di google. Namun Saya akui penjelasannya kurang detil dan bahkan sebagian terkesan ingin menjual produk antivirusnya. Barangkali diperlukan waktu yang cepat bagi mereka yang faham akan bahasa pemograman. Nah bagi yang cukup awam seperti saya, yang tidak begitu sering berhubungan dengan file2 tersebut ternyata cukup memakan waktu dan perlu coba-coba. Dibutuhkan waktu sekitar 2 minggu untuk saya memahami mana file yang perlu dihapus dan langkah-langkahnya. Ini saya tulis agar pembaca bisa lebih cepat mengatasinya.

Virus yang menyerang komputer saya beberapa waktu lalu, dikenal sebagai virus Kalong ini termasuk virus lokal. Dengan antivirus McAffee virus scan enterprise memang terkadang bisa dihapus.file induknya, tetapi karena virus lokal dan menyerang sistem terkadang masih tinggal beberapa file yang meski tidak berbahaya tapi cukup cukup mengganggu.

Ciri-ciri komputer kita terinfeksi virus kalong adalah saat kita jalankan Internet Explorer (IE) maka pada baris atas akan muncul pesan “ Cannot find server -:: X2 ATTACK :: ”. Default browser komputer kita jadi http://www.vaksin.com. Berkali-kali dihapus page ini akan selalu muncul setiap kali kita menggunakan IE (untuk firefox atau mozila tidak terlihat). Selain itu apabila kita buka start/program maka defaultnya tertulis “KALONG-X2/1”. Iseng-iseng Saya chek alamat http://www.vaksin.com ternyata adalah alamat perusahaan pengembang anti virus. Kesel juga nih, koq tega-teganya ada orang atau perusahaan bikin virus. Jadi kemungkinan benar dugaan sebagian besar orang kalau virus itu memang sengaja dikembangkan oleh pembuat antivirusnya sendiri.

Apabila komputer anda terinfeksi virus kalong, jangan panik. Pengalaman saya, anda dapat melakukan pengapusan secara manual karena virus ini ditulis dengan bahasa script editor. Caranya sebagai berikut:

1. Jalankan My Computer pilih Tools/Folder Options/unchecked hidden software, bisa juga anda tambahkan chek hidden file.

2. Lalu lihat di Root Directory (C), terlihat ada file “k4l0n6.sys.vbs”. Inilah si biang keladi alias file induk virus kalong tersebut.

3. File “k4l0n6.sys.vbs” ini tidak dapat anda hapus sebelum anda menghapus file yang terkait dengan file ini.

4. Buka dan pelajari virus tersebut cukup dengan Notepad atau text editor lainnya

5. Jalankan Start/Run dan ketik REGEDIT, dan hapus file-file yang berhubungan dengan virus kalong sebagai berikut.

6. Hapus “X2 ATTCK” ada di "HKEY_CURRENT_USER/Software/Microsoft/Internet Explorer/Main/Window Title",":: X2 ATTACK ::"

7. Hapus KALONG-X2/1 ada di "HKEY_CURRENT_USER/Software/Microsoft/Windows/CurrentVersion/Explorer/RunMRU/a", "KALONG-X2/1"

8. Hapus “a” ada di "HKEY_CURRENT_USER/Software/Microsoft/Windows/CurrentVersion/Explorer/RunMRU/MRUList", "a"

9. Hapus tulisan vaksin.com ada di "HKEY_CURRENT_USER/Software/Microsoft/Internet Explorer/Main/Start Page", "http://www.vaksin.com"

10. Hapus Kalong X2 ada di "HKEY_LOCAL_MACHINE/Software/Microsoft/Windows/CurrentVersion/Winlogon/LegalNoticeCaption", "KALONG-X2"

11. Hapus kata-kata Komputer anda Diambil alih ada di "HKEY_LOCAL_MACHINE/Software/Microsoft/Windows/CurrentVersion/Winlogon/LegalNoticeText", "Komputer Anda Diambil Alih"

12. Hapus file recycle.vbs ada di "HKEY_LOCAL_MACHINE/Software/Microsoft/Windows/CurrentVersion/Run/Ageia", syspath & "/recycle.vbs"

13. Terakhir hapus file “autorun.inf” di root directory ini mencegah induk virus membuat filenya kembali setiap kali dihapus.

14. Lalu restart komputer anda, insyaallah virus tersebut akan hilang.

15. Untuk selanjutnya pastikan komputer anda terpasang anti virus dan jangan lupa selalu backup data anda sesering mungkin.

Demikian semoga berguna buat anda.