Jumat, Mei 30, 2008

DP3 ditolak di tanda tangani BOS..

Belum pernah saya sejengkel hari itu, namun apa mau dikata. Masalahnya sepele, sebagai seorang pegawai saya diminta mengumpulkan DP3 (Daftar Penilaian Pegawai) karena sejak tahun 2006 tidak masuk lembaran DP3 tersebut kebagian personalia. Selidik punya selidik, ternyata DP3 saya nyangkut di kepala Pusat (sebut aja BOS..). Dengan berbagai alasan yang kurang logis, intinya BOS tidak mau menanda tangani DP3 tersebut. Akhirnya saya kembalikan ke atasan saya yang lebih tinggi ternyata beliau menyetujui menanda tangani, akhirnya masalah selesai.

Belakangan saya baru tahu, rupanya BOS merasa risih dengan berbagai aktifitas saya yang dianggap tidak lapor ke dia. Bukan hanya tidak lapor, tapi juga tidak dilibatkan dan konsekwensinya ya seperti bola salju, tidak dapat honor, tidak dikenal dan berbagi tidak lainnya..akhirnya ya jalan pintas DP3 tidak ditanda tangani. Aneh juga sih kalau dikatakan seperti balas dendam.

Menurut kepala personalia DP3 wajib ditanda tangani atasan. Ilustrasinya karena DP3 seperti raport. Bisa jelek bisa juga baik terserah penilai atau guru. Kalau sudah ditanda tangani oleh guru dan perlu di ketahui (ACC) kepala sekolah lalu kepala sekolah enggan tanda tangan maka hanya ada dua alasan. pertama, rapotnya hilang karena kepsek teledor atau rapotnya di masih di guru atau murid.

Kasus saya, atasan langsung saya sebagai tim penilai sudah menanda tangani demikian pula saya sudah melihat dan menyetujui tinggal menunggu si BOS..lah koq 2 tahun gak keluar.. Kalau melihat PP no 10/80 ? jelas terlihat yang menanda tangai adalah atasan strukturalnya, jadi hampir pasti bos tidak baca PP tersebut atau mungkin udah lupa.. maklum sudah terlalu lama jadi BOS mana sempat baca buku.

Sebagai bawahan, saya memang tidak bisa berbuat apa-apa, tetapi sejak hari itu sepertinya hormat saya jadi hilang kepada BOS saya tersebut. Kalau dulu masih bisa basa-basi salam dan menegor sapa, mungkin saat ini wallahu alam. Hanya kawan saya berbisik."biasanya orang yang suka mempersulit bawahan memang bawaan dimana berada seperti itu bahkan mungkin dia juga punya sejarah seperti itu dipersulit sehingga akan selalu mempersulit dan dipersulit... seperti hukum sebab akibatlah ". BOS seperti itu merasa bawahan adalah abadi bawahan...

Barangkali benar juga, makanya saya gak pernah niat menjadi pejabat struktural, lebih bebas sebagai fungsional tidak ada bawahan abadi. Lebih jauh lagi saya tidak pernah menyebutnya atasan tapi BOS...Karena BOS beda dengan atasa. Menurut Renald Kasali dalam bukunga Change (2006) ada beda antara BOS dan atasan diantaranya, atasan sangat suka bawahannya maju, sementara BOS tidak mau disaingi bawahan, BOS melihat sesuatu dengan emosional kalau atasan melihat sesuatu rasional..

Potret Aceh lewat jepretan Surveyor Pemetaan

selepas terjadinya tsunami bisa dibilang ribuan bahkan jutaan foto beredar tentang aceh. Diambil baik oleh fotografer profesional ataupun amatir. foto yang menggambarkan korban tsunami, program rehabilitasi dan rekonstruksi, keindahan alam, foto survei dan masih banyak lagi. Tidak ketinggalan saya termasuk yang beruntung bisa memotret lansung persitiwa tersebut, dengan berbekal kamera dijital 5M olympus, puluhan mungkin ratusan foto peristiwa pasca tsunami telah saya ambil. Sebagian foto tersebut terutama pfoto pada masa darurat di Aceh telah dimuat dalam album atlas tsunami diterbitkan oleh Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL). Pada masa rehabilitasi dan rekonstruksi Aceh, saya masih melanjutkan pengambilan-pengambilan gambar tersebut. Kali ini saya memakai NIKON 40X resolusi 10 M yang saya beli saat menghadiri worskhop di Kyoto 9-16 Desember 2007. hasilnya memang luar biasa tajam.

Kelebihan NIKON memang pada lensanya, boleh dibilang bila di potret dengan kamera ini jerawatpun akan tampak besar. Saya coba lihat-lihat kembali foto-foto tersebut, ternyata foto memberikan sejuta kata. Saya berminat membuat album foto-foto tersebut dalam bentuk buku, sebagai satu sumbangsing saya buat pemerintah Aceh. Kedepan bergabung dalam acara galeri atau pameran fotografi bukanlah sesuatu yang mustahil. Banyak dari foto-foto tersebut yang menggambarkan spirit membangun wilayah Aceh dan Nias dari kerusakan akibat gempa bumi dan tsunami. Mudah-mudahan ide ini terealisir.

Banda Aceh, 30 Mei 2008

Jumat, Mei 02, 2008

Infrastruktur Jalan Pantai Barat NAD, Pria punya selera

Selama tiga hari mulai dari 28 - 30 April 2008, saya mengikuti survei potensi GIS di kabupaten sepanjang pantai Barat NAD. Selain melihat keadaan kesiapan daerah dalam mengelola data geospasial khususnya dalam hal sumberdaya manusia, hardware dan software, program dan perencanaan, perangkat hukum termasuk mendeliver data, saya menyempatkan diri mengamati kondisi jalan sepanjang pantai barat tersebut.

Sebagaimana diketahui, kota Banda Aceh NAD dan Medan di propinsi Sumatera Utara, saat ini terhubung dengan dua jalur utama. Lewat Pantai timur melalui Kabupaten Piddie, Piddie Jaya, Bireun, Lhok seumawe, Aceh Timur, Utara kota Langsa dan Medan. Dan Jalur Barat, mulai dari Lhooknga, calang, Lamno, Meulaboh,Blang Piddie, Tapak Tuan, Subussalam dan Medan.

Boleh dibilang jalan-jalan di wilayah pantai timur bagus, hotmix dan relatif lancar mesti dalam pelebaran jalan hingga ke Medan. Namun, wilayah pantai Barat, mulai dari lhoknga ke Calang, kurang lebih 5 jam perjalanan, keadaan jalan kondisinya rusak berat. Anda sebaiknya memakai double Cabin bila ingin melewati jalur ini, kemungkinan kendaraan box speerti kijang inova susah lewat, kecuali anda memaksakan diri. Beberapa jalan baru tampak hampir selesai tetapi belum boleh digunakan terkadang kita terhibur dengan beberapa ruas jalan cukup baik. Menjelang Calang hingga tapak tuan dan bahkan ke Subussalam/singkil jalan relatif bagus, mesti terdapat lobang sana sini.

Perjalanan pantai Barat umumnya melalui pegunungan, paling tidak tiga kali kita akan melalui perbukitan dan gunung mulai dari Lhoknga hingga ke Calang. Mulai dari Tapak Tuan ke Medan, kita akan memalui pergunungan bukit Barisan dan kawasan hutan Leuser.

Kondisi jalan yang berliku-liku sepanjang pergunungan, tidak jarang membuat kita mual dan Mabok. namun anda tidak perlu khawatir, anda bisa berhenti kapan dan dimana saja, karena alamnya sangat indah. Selain pantai yang indah, anda akan menikmati luasnya perkebunan kelapa sawit terutama di wilayah Kabupaten Acah barat daya dan Aceh Selatan.

Sebelum masuk kota Tapak Tuan, anda juga bisa mandi-mandi di air terjun di kota air dingin, lokasinya persis dipinggir jalan. Anda juga bisa melihat danau toba (mesti dari kejauhan) sepanjang jalan menuju Brastagi. Anda bisa juga bermalam di tapak tuan dan membeli oleh-oleh manisan pala.

Terdapat perbedaan yang cukup kontras wilayah pantai Barat dan timur, bisa terlihat dari bentuk bangunan dan tipe budidaya masayarakat pada umumnya. Mungkin akibat kondisi topografi yang berbeda. Yang pasti wilayah pantai Barat dengan kondisi topografinya yang relatif bergunung, menuntut kerja ektra keras dari aparat pemerintah untuk membangun wilayah tersebut. Jika kalau anda punya banyak waktu, kondisi fit, kendaraan juga Oke tidak ada salahnya mencoba jalur pantai Barat mulai dari Banda Aceh ke Medan...buaknkah pria punya selera

Medan, 2 Mai 2008