Senin, Mei 18, 2009

Pondok Rajeg Selayang Pandang


Apabila anda bepergian kearah Depok dan Jakarta dari kota Cibinong atau sebaliknya, dan anda menginginkan jalur nyaman, tidak padat dengan sesekali beristirahat sambil makan dan minum kelapa muda disepanjang jalan. Bisa dipastikan maka jalan Pondok Rajeg lah yang anda pilih. Ini bisa dimaklumi, karena saat ini siapapun akan suka bepergian ke Depok lewat jalan tembus Pondok Rajeg-Depok. Ataupun sebaliknya bila ingin ke bogor dari Jakarta sambil menghindari kemacetan maka jalur Depok Pondok Rajeg hampir pasti dipilih. Bila kita lalui jalan ini, terasa rimbunan pohon bamboo seakan bersalawat, hamparan rumah dan kebun singkong sepanjang jalan diselingi spot-spot tempat makan dan tempat minum tradisional seolah memberi salam kedatangan kepada siapapun yang melewatinya.


Itulah salah satu daya tarik wilayah Pondok Rajeg. Namun, selayaknya wilayah perbatasan, wilayah Pondok Rajeg menyimpan cerita tersendiri. Siapapun pasti teringat, beberapa tahun silam bila memasuki kota Cibinong dari arah kota Depok maka yang tergambar adalah memasuki suatu daerah dengan jalan-jalan yang sepi dan gelap di malam hari. Suasana sunyi semakin terasa dengan banyaknya pohon bamboo sepanjang jalan yang seolah berdenyit merintih kesepian. Sebagai wilayah pinggiran, umumnya hanya kendaraan pribadi yang lalu lalang di wilayah tersebut. Bagi mereka yang kemalaman bisa dipastikan, harus berjalan dalam kegelapan sambil diliputi perasaan was-was. Boleh di bilang wilayah perbatasan Cibinong – Depok ini laksana wilayah yang tidak berpenghuni, hanya lokasi pemakaman umum, pemakaman taman makam pahlawan dan tempat pembuangan akhir (TPA) sampah. Wajar bila saat itu wilayah ini lebih dikenal sebagai tempat “Jin buang anak” .

Tetapi itu keadaan 10 atau 15 tahun lalu. Pondok Rajeg yang saat ini kita kenal, sangat jauh berbeda. Tahun 2001 tercatat sebagai tahun perubahan. Terhitung sejak tahun itu wilayah Pondok Rajeg, yang awalnya berupa desa berubah menjadi kelurahan. Wilayah yang terbagi atas 11 RW ini seolah mulai menyadari perannya sebagai daerah penyangga strategis kota Cibinong. Mesti masih sebagai wilayah pinggiran, namun Pondok Rajeg yang ada saat ini adalah Pondok Rajeg yang mulai menata diri, sedang dan terus akan membangun.

Banyaknya aktifitas keislaman dan pembangunan sarana peribadatan berbasis swadaya masyarakat menjadi cerita lain dari perilaku sosial masyarakat Pondok Rajeg yang terkenal ramah dan saling menolong. Mesti tanpa bantuan pemerintah daerah atau pusat, beberapa masjid, mushola, Taman Pendidikan Alqurank (TPQ) dan majlis taklim berdiri secara mandiri di wilayah Pondok Rajeg. Kuatnya pengaruh dan budaya islam di wilayah Pondok Rajeg bisa dilihat dari rutinnya peringatan maulid, tablik akbar dengan pagelaran marawis di hampir setiap mushola dan masjid tiap tahunnya. Ciri keislaman ini menjadi salah satu daya tarik lain akan wilayah Pondok Rajeg.


Seiring dengan pertumbuhan masyarakat Pondok Rajeg yang makin pesat. Kecerdasan dan kesadaranm masyarakat akan masalah lingkungan pun meningkat, bahkan sejak tahun 2008 Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang pengelolaannya dilakukan secara tidak benar dan cenderung merusak lingkungan telah ditutup oleh pemerintah daerah atas permintaan masyarakat Pondok Rajeg. Demikian pula simbol-simbol menyeramkan seperti lokasi pemakaman yang selama ini dijadikan sarkisme (sindiran) mereka yang tinggal di Pondok Rajeg mulai hilang dengan sendirinya. Lokasi menyeramkan tersebut saat ini bahkan menjadi salah satu tempat menarik yang terdapat di wilayah Pondok Rajeg. Ini bisa dilihat dari banyaknya orang yang berolah raga di hari minggu ataupun kegiatan masyarakat lainnya.

Demikian pula dengan dibangunnya rumah tahanan kelas II-A di Pondok Rajeg, adalah wajar apabila masyarakat berharap tidak begitu saja menambah predikat hitam atas wilayah Pondok Rajeg. Sebaliknya adanya bangunan yang merupakan asset pemerintah tersebut akan semakin menambah daya tarik wilayah Pondok Rajeg. Hal ini karena giat pembangunan tidak hanya fokus pada peningkatan sarana dan prasarana fisik seperti jalan dan perumahan, tetapi juga menyangkut pembangunan multi dimensi meliputi aspek sosial, ekonomi dan lingkungan.

Peningkatan kesadaran dan peran aktif masyarakat yang ditunjang dengan dukungan kelurahan dan institusi pemerintah itulah yang menjadi kekuatan wilayah Pondok Rajeg untuk berubah. Itulah hal yang patut di syukuri. Pondok Rajeg dari beberapa sudut ternyata memberi nilai tambah. Keadaan alam dan posisi geografis wilayah pondok rejeg seakan memacu secara alami wilayah ini. Sebagaimana diketahui, wilayah Pondok Rajeg berbatasan langsung dengan kota Depok, yang dikenal sebagai salah satu kota maju yang berdekatan dengan ibukota Jakarta. Selain itu wilayah Pondok Rajeg juga tidak jauh dengan pusat pemerintahan daerah (Pemda) kabupaten Bogor yaitu Pemda Cibinong. Pesatnya pembangunan di kota depok dan pusat pemerintahan kabupaten Bogor, sewajarnya berdampak pula terhadap pembangunan wilayah Pondok Rajeg dewasa ini.

Selain keadaan alam dan posisi geografis, struktur dan komposisi penduduk wilayah Pondok Rajeg pun seperti tidak mau ketinggalan turut berperan dalam mempercepat roda pembangunan wilayah ini. Berdirinya beberapa perumahan di wilayah Pondok Rajeg, seperti perumahan LIPI, Widyatama Indah, perumahan Hankam dan beberapa perumahan lain dalam rencana- yang pada beberapa daerah kerap memunculkan konflik horizontal antara penduduk asli dan pendatang tidak terjadi di wilayah Pondok Rajeg. Sebaliknya warga Pondok Rajeg secara bersama-sama secara sadar menciptakan beragam interaksi dan mengambil manfaat dari hubungan sosial tersebut untuk peningkatan kesejahteraan secara bersama.

Seiring dengan hari jadi Bogor yang ke 527 Wilayah Pondok Rajegpun ikut berbenah. Masih banyak tugas dan perkerjaan yang harus dilakukan di Pondok Rajeg, seperti pemanfaatan lokasi eks TPA di Pondok Rajeg, penciptaan lapangan kerja bagi eks pemulung, peningkatan sarana pendidikan sekolah dasar dan menengah, pembinaan lembaga swadaya masyarakat dan sebagainya. Tentunya semua itu bukan tugas yang mudah bagi siapapun baik pemerintah daerah mulai dari perangkat kelurahan, camat dan bupati maupun pihak swasta. Namun, visi dan misi untuk menjadikan wilayah Pondok Rajeg sebagai wilayah unggulan yang makmur dan aman di Cibinong Kabupaten bogor pada umumnya harus terus dihidupkan. Adanya visi dan misi Pondok Rajeg kedepan inilah yang membuat semangat dan harapan bagi siapapun untuk betah tinggal di wilayah Pondok Rajeg.

Demikianlah sekilas pandang tentang Pondok Rajeg masa kini. Mimpi-mimpi perbaikan kondisi sosial, ekonomi dan lingkungan wilayah Pondok Rajeg ke depan dari setiap masyarakat Pondok Rajeg adalah jawaban hari ini atas pertanyaan yang muncul dimasa depan bagaimana Pondok Rajeg nantinya….

Selasa, Mei 12, 2009

Laporan survei bentang Lahan di NAD




TANGGAL: 29 APRIL – 3 MEI 2009
TIM SURVEI: Dr. Ir. Mulyanto Darmawan, M.Sc. dan Khamdani



Hari pertama, Rabu tanggal 29 April 2009 kami berangkat dari Bogor sejak pukul 2.30 pagi dengan pesawat GA 140 pukul 5.30 menuju Banda Aceh. Pesawat mengalami kerusakan di Medan, sehingga kami harus menuggu pesawat berikutnya dari jakarta (delayed selama 3 jam). Tiba di bandara Sultan Iskandar Muda banda Aceh sekitar pukul 15.00 kami langsung ke kantor BAPPEDA Prov NAD dengan tujuan untuk menyampaikan surat ijin, sosialisasi Atlas Program-program Kemiskinan dan mengumpulkan data yang diperlukan untuk pembuatan Atlas Overview dan Atlas Bentang Lahan dan menyerahkan atlas kemiskinan. Kami diterima oleh kepala Bidang Penelitian bapak Drs. Syafri gani dan sekretaris kepala Bappeda Ir. Faizal Adriyansah. Hasil pertemuan dari Bappeda kami menerima buku Aceh dalam angka 2008, dan beberapa informasi terkait keberadaan data yang kami butuhkan.

Hari ke dua Kamis tanggal 30 April 2009, kami lanjutkan pertemuanke Bappeda mengambil beberapa data. Tim kami bagi dua dimana pak khamdani mengumpulkan peta2 dari pusat pemetaan Bappeda NAD sementara pak Darmawan mengambil data di bindang perencanaan program. Beberapa data kami dapatkan seperti kebijakan umum anggaran 2008-2009 dan ringkasan program dan anggaran daerah 2008-2009. Selanjutnya kami menuju kantor ESDM untuk mencari beberapa peta tematik terkait geologi, geomorfologi, gunung merapi dan peta gerakan tanah. Selanjutnya kami menuju kantor BPS kota banda Aceh dan diterima oleh kepala BPS. Beberapa data terkait program kemiskinan kami terima. Kami disarankan menuju datang ke kantor BPM untuk mendapatkan data lokasi dan alokasi program penanggulangan kemiskinan nasional. Demikian pula kami disarankan mendatangi Dinas Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Aceh (DPKKA) untuk mendapatkan data ringkasan program dan anggaran pemerintah daerah tahun 2008-2009.

Hari ketiga jumat 1 Mei 2009, pagi hari kami bertemu kepala BPM dan menerima beberapa data tentangg program PNPM perkotaan dan desa dengan anggaran APBN dan daerah. Kami lanjutkan dengan survey lapangan dan pengambilan foto-foto dilapangan untuk wilayah kota Banda Aceh dan Aceh besar. Wilayah pantai dan bukit-bukit bentukan struktural kami datangi dan ambil gambarnya

Hari ke empat Sabtu 2 mei 2009, kami melanjutkan survey lapangan dan pengambilan foto lapangan dengan fokus pada wilayah bentukan karts (kapur) dan perbukitan jenis sungai.


Adapun data yang kami dapatkan sebagai sebagai berikut :

•Aceh dalam Angka 2008
•Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja tahun 2009 dan 2008
•Laporan Kinerja Prpinsi NAD
•Rumah tangga sasaran program kemiskinan di propinsi NAD
•Potensi dan peluang investasi Usaha pertambangan dan Energi Propinsi NAD
•Album peta tematik berbagai tema sejumlah 14 lembar
•Peta geologi dan fisik lingkungan propinsi NAD lterbagi atas 7 lembar
•Daftar lokasi dan alokasi dana APBN dan APBD program nasional pemberdayaan masyrakat mandiri rpopinsi Nad tahun 2008
•Daftar lokasi dan alokasi dana APBN dan APBD program nasional pemberdayaan masyrakat mandiri rpopinsi Nad tahun 2009
•Foto-foto lapangan

Kendala yang ada selama pelaksanaan
- Kesulitan kami memahami pertanyaan yang dimaksud program kemiskinan yang akan dibuatkan atlas apa PNPM, keluarga mandiri, dan BLT. Apa termasuk program oleh pemda lokal.
- Tidak semua data tersedia pada satu instansi semisal BAPPEDA. Akan tetapi Data tersedia pada beberapa instansi, sementara lokasi cukup berjauhan sehingga sulit di lakukan. Daftar lokasi dan alokasi dana APBN dan APBD program nasional pemberdayaan masyrakat mandiri rpopinsi Nad tahun 2008
- Bentang lahan amat susah didekati sehingga kami hanya memotret pada jarak tertentu. Akibatnya pada waktu plotting dipeta nantinya, diperlukan ketelitian yang tinggi


Lampiran
foto 1



Foto 2


Foto 3