Rabu, Oktober 07, 2009

Free download for topographic data of Padang and Jambi

Tanpa disadari gempa terjadi secara beruntun di wilayah Indonesia.
Setelah tasikmalaya berikut giliran Padang dan Jambi, Menurut prediksi BMGK gempa susulan akan datang.

Apa yang bisa kita sumbangkan ke wilayah gempa?
Kirim tim survei.. wah gak relevan biasanya udah banyak volentur.. BAKOSURTANAL cukup 1 x saja kirim volenteer tim GIS waktu kejadian Tsunami di Aceh..
Sebar hasil penelitian ... belum nyape kesana programnya
sebar data geodinamika... he.he.. sepertinya bosen juga dengar teori2 pergerakan lempeng yang di celotehkan para pakar toh tidak banyak membantu publik
sebar data satelit ..juga bukan tupoksinya Bakosurtanal dan udah pasti di lakukan provider data satelit
lalu apa?

Sebaiknya kita melihat lembaga lain..

USGS lebih cepat dalam hal info lokasi dari BMKG sendiri..,
contoh lain lagi ..independent organisasi yang dipelopori oleh Jaxa ? Sentinel Asia

menginisiasi penyebaran informasi spasial berbasis internet, bahkan berminat menjadi tulang punggung penyebaran informasi, sekaligus satu simpul distribusi penyebaran data satelit yang relevan (ALOS dan QB) serta data vector spasial wilayah hazard di asia pasifik. Saya sendiri rutin menerima data dari mereka tapi belum saya pergunakan secara maksimal.


dan masih banyak contoh lain kalau mau dicatat..

Belajar dari pengalaman di Aceh, selain data satelit data dijital topografi dan berbagai tematik sangat membantu oprasi dilapangan. hampir semua aktifitas kebingungan menentukan data geospasial legal dan akurat. Siapa yang merasa berwenang ppunya data gepospasial khususnya rupabumi.. ya BAKOSURTANAL

Nah.. berangkat dari pengalaan tersebut, saya saran Bakosurtanal melepas data rupabumi skala besar (1:50.000 atau lebih besar) wilayah bencana secara free download dan teregister, minimal tercatat.

dan ternyata direspon positip oleh rekan2 Bakosurtanal lihat dari press rilis di bawah oleh Dr. Fahmi Amhar sekretaris tim penanggulangan bencana alam Bakosurtanal.
selain itu ada juga free download raw data di ftp://sisn.bakosurtanal.go.id, Login anonymous dan pasword: sumbarpadang

;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;


Menyusul gempa 7.6 SR yang meluluhlantakkan kota Padang dan sebagian wilayah Sumatera Barat dan Jambi, Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL) telah mengirim peta-peta kawasan bencana ke wilayah bencana. Peta-peta yang terdiri dari peta rupabumi 1:10.000 sebanyak 41 nomor lembar peta, peta dinding Sumatera Barat, Bengkulu dan Jambi, Atlas Pariwisata dan peta Citra sebanyak 16 nomor ini akan
digunakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam mengidentifikasi sebaran kerusakan untuk mempermudah tim penolong baik selama tanggap darurat maupun dalam tahap rehabilitasi dan rekonstruksi nantinya. Peta-peta tersebut juga telah diupload pada website BAKOSURTANAL (www.bakosurtanal.go.id) untuk free-download, sehingga para pemberi bantuan dari seluruh dunia dapat menggunakan data spasial yang standar, yang lebih akurat daripada data-data sejenis yang telah ada di internet.

BAKOSURTANAL juga segera mengirim tim untuk membantu BNPB dalam menggunakan data spasial maupun Sistem Informasi Geografis untuk optimasi tanggap darurat. Tim ini juga akan meninjau ulang berbagai infrastruktur data spasial yang telah ada selama ini, yang tentu saja mengalami kerusakan berat akibat gempa. Tim juga akan mengukur ulang titik-titik kontrol geodetik yang kemungkinan telah bergeser beberapa puluh centimeter hingga beberapa meter akibat pergerekan lempeng bumi yang cukup signifikan
dalam waktu beberapa detik selama gempa. Biasanya pergerekan lempeng ini hanya 4-6 centimeter per tahun.

Berdasarkan pengalaman tanggap darurat kebencanaan sejak gempa-tsunami di Aceh pada Desember 2004, BAKOSURTANAL telah memetakan ulang kawasan Nangroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara dan kawasan pantai Barat Sumatera selebar tiga kilometer dalam rangka membangun Tsunami Early Warning System
(TEWS). Namun rupanya, perhatian masyarakat selama ini terlalu tertuju pada tsunaminya, sedang antisipasi pada gempa berkekuatan besar, yang mestinya terwujud dalam bentuk penegakan aturan bangunan yang lebih ketat (Building Code) agak terabaikan. Semestinya, bangunan-bangunan di kawasan-kawasan yang telah teridentifikasi rawan bencana segera dievaluasi. Kalau bangunan itu terbukti belum memenuhi persyaratan dalam Building Code, maka bangunan itu segera direnovasi. Mungkin proses ini memang memakan biaya. Namun itu pasti lebih murah daripada ketika bangunan itu dirobohkan oleh gempa secara mendadak.

Perhatian pemerintah maupun masyarakat pada pemetaan kawasan bencana, baik selama masa pencegahan (mitigasi), masa tanggap darurat maupun masa rehabilitasi-rekonstruksi memang masih perlu ditingkatkan. Ini terbukti bahwa peta kebencanaan dalam Undang-Undang nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana baru disebut dalam satu ayat tanpa penjelasan. Dan kewajiban itupun dibebankan kepada Pemerintah Daerah. Akibatnya, baru sebagian kecil daerah yang dapat berbuat sesuatu dalam memulai menyiapkan peta kawasan rawan bencana. Dari sisi landasan hukum, UU ini memang perlu segera diamandemen. BAKOSURTANAL beserta komunitas-komunitas geospasial, semisal RS-GIS-Forum, Ikatan Surveyor Indonesia dan Masyarakat Penginderaan Jauh Indonesia sedang berupaya keras agar masyarakat kita
makin sadar spasial, sehingga juga makin sadar bencana. Saat ini Pemerintah melalui BAKOSURTANAL juga sedang menggodok RUU Informasi Geospasial, yang diharapkan akan membuat data geospasial lebih
memasyarakat lagi.

Contact Person:
Dr.-Ing. Fahmi Amhar (0816-1403109)
Sekretaris Tim Geospasial Tanggap Darurat BAKOSURTANAL
Fax: 021-87906041, email: famhar@bakosurtanal.go.id, famhar@yahoo.com

Sumber: milis rsgisforum-net 5 Oktober 2009