Rabu, Desember 31, 2008

Landsystem dan Rawan Banjir di Indonesia

Banjir secara umum dikatakan sebagai peristiwa terbenamnya daratan (yang biasanya kering) karena volume air yang meningkat. Banjir merupakan sebuah fenomena alam yang terjadi karena adanya aliran air dalam jumlah besar dan menggenangi wilayah atau sumber-sumber kehidupan manusia. Air dalam jumlah besar tetapi tidak menggenangi wilayah tempat hidup manusia, tidaklah dikatakan sebagai banjir, misalnya rawa-rawa, danau, sungai dan lain-lain.

Deskripsi ini menggunakan peta rawan banjir hasil turunan dari peta landsystem, yang dipublikasi oleh Bidang Atlas Sumberdaya Alam dan Atlas Publik, Pusat ATLAS BAKOSURTANAL...

Banjir terjadi karena luapan air yang berlebihan di suatu tempat. Peluapan air bisa akibat hujan besar, peluapan air sungai, atau pecahnya bendungan sungai,termasuk banjir kiriman dari wilayah atasan (hulu) atau biasa disebut banjir bandang. Apabila daya serap tanah terhadap air rendah maka limpasan air permukaan (run off) menjadi besar dan dapat melebihi daya tampung sungai yang ada.

Selain faktor air hujan dalam jumlah besar, kondisi geofisik daerah aliran sungai (DAS) juga menentukan terjadinya banjir. Faktor air hujan meski dapat dipetakan dan diprediksi namun sulit dikendalikan. Sementara, kondisi geofisik DAS relatif bisa dikendalikan dan dimodelkan dalam bentuk sistem informasi geospasial wilayah rawan banjir. Melalui pemahaman bentuk topografi dan luas DAS, jenis tutupan lahan, tipe tanah dan kapasitas sungai/kanal dalam menampung air. Diharapkan dapat membantu menanggulangi bahaya banjir ini.


Pada saat ini, berbagai model pemetaan banjir dikembangkan oleh komunitas survei dan pemetaan. Prinsipnya adalah semakin detil informasi yang disajikan maka semakin banyak melibatkan data dan analisa. Yang disajikan pada atlas banjir ini adalah pemetaan potensi banjir dengan pendekatan karakteristik sistem lahan pada setiap wilayah. Sistem lahan adalah suatu bentuk lahan yang memiliki pola pengulangan yang relatif seragam dalam sifat topografi, tanah, vegetasi dan iklim.

Sistem lahan yang rawan genangan banjir mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1.merupakan bentukan lahan hasil proses fluvial, yaitu proses transportasi dan sedimentasi bahan alluvium oleh aliran sungai
2.mempunyai topografi datar
3.jenis tanah termasuk inceptisol atau entisol dengan drainase terhambat dan bertekstur halus
4.pola drainase berbentuk berkelok-kelok (meandering), pararel, rectangular, dendritic, trellised, atau deranged

Sebagai contoh wilayah yang mempunyai lereng datar, tanah dari batu yang kedap air dengan pola drainase yang kompleks dan berkelok-kelok seperti dendritik dan deranged merupakan daerah dengan potensi banjir besar. Pola aliran sungai dapat dilihat pada gambar di bawah.

Tidak ada komentar: