Rabu, Desember 31, 2008

VISIT YEAR 2009 dan ATLAS PARIWISATA


Visit Indonesia Year tahun 1991 menyerap sekitar 2,5 juta wisatawan manca negara dinilai sukses oleh pemerintah Indonesia. Demikian pula VIY 1992, 1993 dan seterusnya termasuk VIY 2003 yang diperkirakan akan terganggu akibat peritiwa "rekayasa "BOM BALI tahn 2002 ternyata masih menyerap kunjunguan jutaan wisatawan mancaneara ke Indonesia.

Keberhasilan VIY tersebut tentunya tidak lepas dari adanya peningkatan berbagai fasiltas, baik berupa perbaikan hotel berbintang maupun kebijakan bebas visa kepada wisatawan dari beberapa negara ataupun visa on arrival (visa di tempat kedatangan) kepada wisatawan mancanegara lainnya.

Namun demikian, keberhasilan mendatangkan wisatawan mancanegara tersebut diharapkan dapat terus terulang tiap tahunnya. Banyaknya kunjungan wisatawan ke negara kita ini diharapkan dapat meningkatkan pula taraf hidup masyarakat Indonesia secara langsung atapun tidak langsung serta kewibawaan bangsa secara umum. Selain perbaikan berbagai fasilitas infrastruktur fisik, ketersediaan data dan informasi berupa Atlas pariwisata (seperti peta pariwisata NAD di atas) sebenarnya juga merupakan faktor penting yang harus diperhatikan. Peta ataupun Atlas (kumpulan peta dengan satu atau beberapa tema)pariwisata memudahkan perjalanan dan memperlancar arus informasi dan komunikasi.

Hanya memang patut disayangkan penggunaan peta dan Atlas rupanya belum membudaya di Indonesia. Masyarakat lebih suka mengandalkan BERTANYA daripada melihat PETA untuk mencari informasi atau membantu perjalanan mereka. Menjelang tahun 2009 ini saatnya kita budayakan BUDAYA BERPETA sebagai ganti BUDAYA BERTANYA" dalam menunjang Visit Indonesian Year 2009.

Tidak ada komentar: