Kamis, April 24, 2008

Titik tinggi Geodesi (TTG) NAD pasca tsunami

Saat ini di Banda Aceh barangkali terdapat ribuan bench mark atau tanda titik tinggi yang dipasang NGO lokal maupun asing, dalam mendukung kegiatan mereka untuk membantu program rehabilitasi dan rekonstruksi NAD-Nias. Saya tidak tahu bagaimana metodologi dan coverage pengukurannya, karena memang data ini tidak terpublikasi sehingga publik tidak tahu (selain kotak atau pralon padat yang banyak dijumpai dilapangan seperti terlihat di gambar sebelah).





(Keterangan gambar : berbagai titik benchmark di Banda Aceh oleh NGO (gambar atas) dan model referensi tinggi yang dibangun oleh Satuan Tugas Geospasial BRR-BAKOSURTANAL (gambar bawah))

Terkait adanya perubahan pada wilayah NAD karena pengaruh gempabumi, Satuan Tugas Geospasial mencoba memfasilitasi untuk melakukan kegiatan evaluasi dan pengukuran ulang TTG wilayah NAD-Nias. Sayangnya kegiatan tersebut yang membutuhkan biaya skeitar Rp. 1.5 Milyar tidak mendapat tanggapan positif dari BRR sehingga tidak dapat dilaksanakan. Karena BRR tidak mengalokasikan dana untuk melakukan pembaharuan titik TTG, saya pernah mengundang beberapa NGO lokal dan asing terkait pemakaian titik tinggi dan termasuk internal BRR untuk berdiskusi tentang perubahan TTG (pertemuan hari senin 29 Mei 2006, sementara hari Sabtunya persis terjadi peristiwa gempa di Jogyakarta). Pada kesempatan itu Kepala bidang Geodinamika BAKOSURTANAL, Cecep Subarya M.Sc. menyampaikan saran koreksi nilai TTG yang lama lewat pendekatan matematis. Hasil hitungan referensi titik tinggi mengunakan titik referensi di Lhokseumawe yang dianggapnya relatif stabil. Formulasi berikut adalah hasil diskusi pak Cecep Subarya, Dr. Fahmi Amhar dan tim konsultan Sea Defence, formulasi hitungan revisi TTG adalah sebagai berikut berikut :


HT = HL + (hThL) + (NL – NT)


Keterangan

H = Tinggi geoid; h = tinggi ellipsoid; N = undulasi (h- H)

HT = Titik yang telah diketahui nilai tingginya terhadap mean sea level

HL = Titik yang akan ditentukan nilai tingginya

hT, hL = Tinggi ellipsoid WGS84 hasil pengukuran GPS

NL,NT = Hasil hitungan undulasi dengan menggunakan EGM96 pada titik A dan B

Dengan menggunakan formulasi di atas, beberapa lokasi titik tinggi referensi sudah dihitung, seperti titik tinggi di BTJ01 di Monumen Ratu Safiatuddin, kantor Gubernur, jalan Tengku H.M. Daoed Beureuh yang awalnya adalah 3.126 meter menjadi 2.123 meter. Beberapa titik lainnya juga telah dilakukan perhitungan. Informasi lebih detil hubungi drmoel@yahoo.com

Tidak ada komentar: